Hari Perempuan Sedunia diperingati setiap tahunnya pada 8 Maret. Semakin ke sini, para perempuan juga kian eksis menorehkan kontribusi dalam dunia profesional alias berkarier. Pada kesempatan kali ini, kita akan membagikan cerita salah satu perempuan hebat bernama Reni Turnbull.
Reni bekerja di salah satu perusahaan bertaraf global, Atlas Copco Australia, mengembangkan bisnis Brand portfolio aftermarket di Australia. Perusahaan bertaraf global itu bergerak dalam bidang penyedia kebutuhan di berbagai industri, seperti teknik umum, manufaktur, industri proses, pertambangan, konstruksi, otomotif, elektronik, minyak dan gas, pengolahan air limbah dan banyak lagi.
Role Reni sangat dinamis, selain mengembangkan Brand portfolio aftermarket business dan handling national market, Reni harus melakukan perjalanan bisnis ke berbagai kota dan propinsi di Australia untuk meeting dan berdiskusi dengan customers.
Bagi Reni, peringatan Hari Perempuan Sedunia itu penting untuk mencapai kesetaraan gender. “Kita harus meningkatkan pemberdayaan perempuan. Mendorong dan saling mendukung setinggi mungkin agar terlihat dan memperkuat suara kita didengarkan untuk mencapai kesetaraan gender. Itulah gunanya Hari Perempuan Internasional,” ujar Reni.
akan selalu ada hari baik dan hari buruk di kehidupan ini.
Kendati demikian, Reni enggan menyerah. Sebab, baginya, menyerah bukanlah sebuah pilihan saat sang anak bergantung pada kita. “Mengejar karier yang optimal sambil bersikap proaktif sebagai seorang ibu dapat dilakukan dengan sebuah ‘pengaturan’ yang melengkapi dinamika keluarga Anda dan teruslah melangkah maju,” kata Reni.
Reni berpesan agar para ibu bekerja untuk tetap fokus berupaya melakukan yang terbaik. Reni juga ingin para ibu bekerja mengingatkan diri sendiri akan hal itu. Reni mengatakan kehidupan tidak akan selalu sempurna. Namun bila Anda memprioritaskan untuk menemukan keseimbangan, maka Anda akan selangkah lebih maju dan lebih dekat lagi untuk menemukannya.
Reni termasuk ibu bekerja alias working mother. Menurutnya, Reni menemukan work-life balance atau keseimbangan yang “sempurna” antara karier dan peran sebagai ibu dapat menjadi sebuah tantangan, terutama ketika sang anak masih kecil.
Sekalipun keseimbangan itu telah tercapai, jelas Reni, ibu bekerja juga masih mungkin bakal menghadapi berbagai tantangan lantaran banyaknya perubahan yang dipikul. Hal itu normal saja terjadi. Reni meyakini bahwa
Lulusan Sarjana Keperawatan Kesehatan Kerja (K3) Universitas Diponegoro itu menilai bekerja dan membesarkan anak-anak membukakan keterampilan organisasi yang luar biasa dan penyesuaian prioritas yang konstan.
“Dimulai dari rutinitas sejak dini hari hingga waktu malam hari mengantarkan sang buah hati tidur dengan membacakan buku cerita, ibu yang bekerja mendapati dirinya beralih peran dari seorang pekerja professional hingga menjadi peran seorang ibu dalam sekejap mata,” tutur Reni.
Dia menerangkan hal itu kerap menuntut perencanaan yang cermat, manajemen waktu yang kuat, dan pasangan yang mendukung. Reni mengatakan upaya menyeimbangkan kehidupan bekerja dan mengurus anak lebih sangat menantang, apalagi jika tidak mempunyai keluarga terdekat disekitarnya.