Dirty bottle caps sourced by waste workers for DJAMU
Mimpi Anak Desa
Tumbuh dikelilingi pegunungan dan hewan ternak di rural farm di New South Wales, Elizabeth McClean kecil bermimpi seperti apa kehidupan di balik gunung. “What life would be on the other side of the mountain?” pertanyaan yang selalu ia gumamkan dalam hatinya.
Dibesarkan oleh orang tua pekerja keras dan memiliki etos kerja yang baik membentuk Liz, nama panggilannya, menjadi wanita tangguh dalam setiap pekerjaan dan aktivitas. Tidak hanya itu, orang tuanya memberi contoh yang baik kepada Liz dan kakak beradik untuk mengutamakan pendidikan dan untuk berkontribusi pada komunitas di sekitar tempat mereka tinggal. Dari situlah Liz tumbuh menjadi wanita yang mencintai alam, dengan menjadi aktivis lingkungan dan bermimpi untuk menyelami dunia.
Cinta pada Pandangan Pertama
Pada akhir 2012, Liz dan keluarga kecilnya pindah ke Jakarta karena mengikuti sang suami yang ditugaskan selama dua tahun, kemudian diperpanjang hingga delapan tahun. Pekerjaannya sebagai guru di Kensington Sydney terpaksa ditinggalkan. Wanita berzodiark Scorpio ini telah jatuh cinta pada bumi pertiwi sejak hari pertama menginjakkan kaki di Jakarta.
Keramahan dan kehangatan orang Indonesia membuatnya betah. Ia bahkan memutuskan untuk tidak hanya bergaul dengan sesama istri para ekspat, tapi ingin lebih mengenal keramahan orang Indonesia dan budayanya. “I want to learn real Indonesian, eat Indonesian food, meet Indonesian people, and learn Indonesian’s perspective.” ungkapnya dengan semangat.
Kecintraannya pada Indonesia mendorongnya untuk berbagi pengalamannya di blog www.ajourneytospoke.com, bersama dengan Joanna Stevens, teman yang ia temui di Jakarta. Liz dan Joanna menulis tentang where to buy best coffee, where to find Jakarta pasar, what you can learn from Indonesian traditions, religions, dan still kehidupan Jakarta lainnya. Namun sayangnya blog tersebut terhenti di akhir tahun 2019 karena keluarga Joanna harus pindah tugas.
The Djamu: Bukan Sekedar Bisnis
Selama tinggal di Indonesia, Liz mengamati penggunaan plastik berkontribusi dalam masalah sampah plastik. Pemulung mengolah sampah plastik ke dalam gerobak atau keranjangnya setiap berkeliling dari rumah ke rumah. Belum lagi banyaknya sampah tutup botol yang ia temui di jalan, sungai kecil, hingga di pantai.
Ia pun melakukan research di tahun 2018-2019 dan menemukan fakta bahwa terdapat 8 miliar tutup botol yang diproduksi di Indonesia tiap tahunnya, dan ada sekitar 350.000 pemulung di Jakarta. Keprihatinan bahwa skema manajemen sampah tutup botol, saat itu hanya ada manajemen sampah botol.
Dari situ ia mendapatkan ‘aha moment’ tentang perlunya mengatasi masalah sampah, khususnya sampah plastik di Jakarta. Ia termotivasi untuk bekerja sama dengan para pemulung dan product designers untuk mencari solusi.
Pada akhir tahun 2019, berbekal ilmu vokasional yang dimiliki, Liz memulai proyeknya yaitu dengan memberi pelatihan kepada para pemulung bagaimana mengolah sampah tutup botol menjadi barang bermanfaat dan bernilai ekonomis. Sampah tutup botol
bisa bertransformasi menjadi keranjang, tas, lampu hingga kursi.
DJAMU bicycle baskets made from 500 bottle caps
A bag or a basket made from shredded bottle caps for DJAMU
Orange Bike Basket – Floralina
Jamu Gendong: Female Social Entrepreneurs
Kenapa bisnis ini dinamai The Djamu? Apa kaitan sampah tutup plastik dengan jamu? “Terinspirasi oleh Ibu Parni dan keranjang jamu gendongnya, she’s like a good role model, a hero, because she’s active in her role: providing income for family, demonstrating the philosophy of harmony between people and the environment. Maka itu proyek ini dinamai The Djamu karena konsep dan filosofis yang saya pelajari dari para penjual jamu gendong.” ujar Ibu bersibayu ini.
Apa yang dilihat Liz dari penjaja jamu gendong adalah keseimbangan, keharmonisan hubungan manusia dan alam. Jamu adalah minuman herbal hasil produk bumi.
Ibu jamu gendong menunjukkan betapa bumi baik untuk kesehatan manusia, betapa wanita bisa berperan penting sebagai penggerak ekonomi keluarga, dan betapa berjualan jamu bisa menjadi community builder, menghubungkan satu tetangga dengan tetangga lainnya.