Turut mengelola investasi ayah di Australia, ternyata tidak cukup bagi Antonius. Dia terbatas dengan aktivitas yang lebih tinggi. Atas saran sang ayah, ia pun membentuk Sony Trading Pty Ltd pada tanggal 07/07/1999. Tapi perusahaan ini belum beroperasi karena kondisi ayah yang memburuk dan akhirnya wafat. Antonius pun kembali ke Jayapura guna menyelesaikan amanat ayahnya.
Guna mengelola investasi peninggalan ayah, Antonius kembali ke Australia. Ia belajar Master of Construction Management (Project Management) dari UNSW agar mendapatkan visa student. Kuliah ini diselesaikan dalam waktu 1 tahun sambil menjaga putranya yang baru lahir. Setelah lulus, ternyata sulit sekali mendapatkan pekerjaan dibidang konstruksi di Australia. Ia selalu terbentuk karena tidak punya pengalaman lokal di Australia.
Akhir 2003, dia mengunjungi supermarket Thai Kee, dan melihat produk Teh Botol yang sama tapi dimpor oleh 3 supplier yang berbeda. Dia pun membayangkan Sony Trading bisa hadir sebagai supplier ke-4.
Pengembangan Sony Trading
“Delivering Excellence” menjadi tag line Sony Trading. Oleh karena itu, hanya produk makanan dan minuman dari supplier yang memiliki reputasi baik yang digandeng oleh Sony Trading.
Antonius pun menerapkan konsep 3A dalam marketing produknya: Accessible: dapat ditemukan di berbagai daerah; Affordable: sesuai dengan daya beli masyarakat; Accountable: sesuai dengan standard peraturan Australia.
Sony Trading pun terlibat dalam berbagai kegiatan CSR, seperti menjadi sponsor berbagai kegiatan komunitas Indonesia dan membantu kegiatan sosial The Kogarah Storehouse.
Menjadi anggota IBC Australia
Menjadi satu-satunya Direktur dari Indonesia Trading House Australia (ITHA) di 2021 tidak menghalangi Antonius untuk bergabung dan keaktifannya di IBC Australia yang diakuini sejak 2018.
“Saya senang dengan banyaknya kehadiran yang diwakili oleh IBC Australia saat ini. Termasuk bertemu dengan Pak Thomas, Ketua IBC Chapter Jakarta, dalam kegiatan TEI 2023,” demikian kata Antonius, sang penerima IBC Award 2020. [IM]