Rumah merupakan salah satu kebutuhan primer bagi setiap manusia. Memiliki rumah, baik sebagai tempat tinggal maupun investasi merupakan impian banyak orang. Oleh karenanya, tidak sedikit orang yang mengalokasikan sebagian besar pendapatan dan tabungannya guna memiliki rumah atau investasi didiamnya.
Rumah atau properti yang baik untuk dimiliki tidak hanya dilihat dari kondisi fisik dan ukuran rumah saja, namun terdapat beberapa faktor lainnya yang perlu dipertimbangkan, seperti lokasi, bentuk lahan atau tanah, perubahan harga properti di daerah sekitar, usai dan bentuk bangunan, kualitas bahan yang digunakan (keamanan dalam pembangunan), resale value (efisiensi penggunaan energi, dan ketersediaan sistem dan teknologi terbaru) dalam meningkatkan kenyamanan dan keamanan penghuni properti tersebut.
Tingginy nilai properti dan banyaknya faktor yang perlu dipertimbangkan ketika membeli atau memiliki properti menjadikan pentingnya kehadiran seorang Agen Properti yang profesional, terdaftar dan memiliki kualifikasi yang diperlukan.
Ferry Suwito bukan hanya seorang Agen Properti yang memenuhi persyaratan tersebut, tapi Ferry juga berhasil menjadi Agen Penjualan Properti nomor 1 untuk wilayah timur dan tenggara Sydney, seperti Kingsford dan Kensington. Dengan bekerja di Ray White Kingsford, Ferry berhasil meraih prestasi gemilang, diantaranya:
2021 & 2022 Ray White Elite Performer dan 2015-2022 Winner Agent of The Year for No 1 Agent in Kingsford (ratemyagent). Wajahnya pun tidak sering lagi muncul di media nasional Australia untuk pembahasaan properti. Bagaimana ceritanya?
Pendidikan
Lahir dan besar di Jakarta dari keluarga pedagang textille di Tanah Abang. Tahun 1996, ketika lulus SMA di Canisius College – Jakarta, orang tuanya mengijinkan Ferry untuk melanjutkan kuliah ke Perth. Orang tuanya percaya bahwa Perth adalah kota pelajar, tidak seramai Sydney. Jarak Perth juga relatif dekat dibanding kota pelajar lainnya, terlebih dibandingkan dengan negara Amerika. Yang menjadi pertimbangan juga, di Perth ada kakak-kakak Ferry yang dapat ikut mengawasi perkembangannya.
Ferry mengambil double Bachelor Degree di Edith Cowan University, yaitu Bachelor of Marketing dan Bachelor of Commerce. Ferry berhasil menyelesaikan kedua gelar tersebut meskipun saat itu terjadi krisis moneter di Indonesia yang menjadi tantangan sendiri bagi pelajar internasional seperti dia.
Karir
Tahun 2000, Ferry pun menyelesaikan kuliah dan kembali ke Jakarta untuk memulai business tour & travel di Kebun Jeruk.
Karena masih memiliki kapasitas, Ferry pun menambah bidang usahanya yaitu di bidang entertainment, “Sequence Pool & Lounge” yang menyediakan lounge dan live music di daerah Bintaro. Saat itu, Ferry juga membantu orang tuanya yang mulai membangun ruko dan rumah sederhana di Jakarta dan sekitarnya.
Tahun 2008, Ferry yang saat itu sudah berkeluarga memutuskan untuk pindah ke Australia agar anaknya dapat menikmati pendidikan dengan kualitas internasional. Keputusan keluarganya telah berhasil mendapatkan visa Permanent Resident dan dapat menumpang di rumah orang tuanya di Sydney. Setelah setahun usaha di Jakarta dijual, Ferry pun berpindah ke Sydney dengan istri dan putranya yang berumur 5 tahun.
Dunia Real Estate
Berbekal sedikit pengalaman menjual ruko yang dibangun oleh orang tuanya di Jakarta, Ferry menerima saran dari temannya untuk bergabung dengan Sky Realty, sebuah Real Estate Agency di North Parramatta. Waktu itu, perusahaan ini dimiliki oleh orang Indonesia. Dengan gaji minimum yang ditawarkan selama 1 tahun, Ferry mempelajari seluk-beluk dunia Real Estate di Sydney, cara mempresentasikan diri dari satu pintu ke pintu lainnya. Pada saat yang sama, ia pun memperluas jaringan kerjanya.
Tahun 2010, Ferry kemudian pindah ke Ray White Epping. Dengan nama besar Ray White, Ferry yakin dapat menjual lebih banyak properti. Oleh karena itu, ia memilih remunerasi berdasarkan persentase komisi yang lebih tinggi dan tidak menerima gaji. Guna menutupi kebutuhan keluarga, Ferry pun bekerja di Coles Supermarket Castle Hill sebagai night filler di malam hari (sesuai kerja).
Bekerja selama 2 tahun di Ray White Epping, Ferry pun belajar bahwa kinerja penjualannya sangat dipengaruhi oleh target market. Karena pemiliki Ray White Epping waktu itu adalah orang dengan latar belakang China, maka target market kantornya adalah orang China mainland dan orang-orang yang tinggal di Epping dan sekitarnya. Karena adanya kesenjangan bahasa, Ferry pun mengalami kesulitan dalam menjual properti kepada target market tersebut.
Ferry pun akhirnya memutuskan untuk pindah ke Ray White Kingsford pada tahun 2012. Kingsford adalah daerah yang juga dikenal sebagai kampungnya orang Indonesia karena banyaknya orang Indonesia yang membuka usaha dan tinggal di daerah ini.
Ferry masih percaya akan nama besar Ray White, sehingga memutuskan untuk tetap mengambil komisi saja, tidak menerima gaji. Oleh karena itu, iapun tetap bekerja di Coles Supermarket sebagai Filler di malam hari. Karena jaraknya yang semakin jauh, ia biasanya meninggalkan mobil di kantor selama hari kerja dan pulang dengan transportasi umum.
Malamnya, ia akan meminjam mobil istri untuk berangkat kerja di Coles. Saat itu, anak keduanya, seorang putri pun lahir.
3 tahun pertama bekerja di Ray White Kingsford, Ferry tidak merasakan perkembangan berarti dalam hal penjualan. Hal ini berarti juga ia tidak menerima pendapatan yang cukup untuk menolong kehidupan keluarganya. Padahal, selama ini ia telah melakukan semua strategi yang diajarkan oleh Ray White. Ia rajin melakukan telemarketing, rajin melakukan kunjungan ke rumah-rumah (door knocking).
Godaan untuk berpindah-haluan pun muncul. Ferry ditawari untuk bekerja di Westpac Bank Kingsford sebagai Teller. Setelah berdiskusi dengan istri, Ferry memutuskan untuk tetap bertahan di Ray White dan mencoba untuk satu-dua tahun lagi, mengingat ia telah berkecimpung di bidang Real Estate selama 6 tahun sejak 2008.
Ketika ia memutuskan untuk bertahan, keadaanpun berubah. Ferry mulai menuai hasil kunjungannya ke rumah-rumah, hasil telemarketing, hasil menyebarkan kartu nama. Ia sering menerima telpon dari orang-orang yang ingin membeli atau menjual properti.
Tahun 2014, Ferry pun berhenti kerja di Coles Supermarket, tempat yang telah memberinya pelajaran yang berharga bagi Ferry dalam hal customer service, stock replenishment dan time management. Kini, Ferry pun dapat memberikan fokus 100% kepada Real Estate.
Sejak tahun 2015 hingga kini, seiring dengan meningkatnya penjualan properti, Ferry pun mulai mendapatkan berbagai penghargaan di bidang Real Estate.
Bergabung dengan IBC Australia
Menyadari bahwa kisah suksesnya tidak terlepas dari keberadaannya dengan masyarakat Indonesia di Sydney, Ferry pun tidak berpikir panjang ketika diajak bergabung dengan IBC Australia pada tanggal 22 Oktober 2020.
Selain memperluas jaringan kerja, IBC Australia pun menjadi tempat bagi Ferry untuk memenuhi kelebihan yang telah diterimanya selama ini. Saat ini, Ferry menduduki posisi Vice President IBC Australia dan Ketua Divisi Investasi. Karena pelayanan yang diberikannya kepada masyarakat bisnis Indonesia dan kinerjanya yang tetap cemerlang di Ray White Kingsford, Ferry dianugerahi IBC Award 2023.